06
Jul

Pencegahan Duet Maut HIV dan TB

Pencegahan Duet Maut HIV dan TB

Dua permasalahan adalah kasus TB dan HIV karena merupakan penyakit menular yang kasusnya cenderung bertambah. Kedua penyakit tersebut memilik perbedaan cara penularan, namun apabila keduanya bersekutu maka dapat menyebabkan kematian, karena TB merupakan infeksi terbanyak penyebab kematian pada orang dengan HIV dan AIDS. HIV (Human Imunodeficiency Virus). Adalah virus yang dapat menurunkan imunitas tubuh. Infeksi HIV akan menyebabkan beberapa gejala penyakit yang dapat menyerang tubuh atau disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Virus HIV menyerang sistem pertahanan tubuh karena dia mampu membunuh sel darah putih CD4, apabila sistem pertahanan berkurang maka akan lebih mudah terserang berbagai penyakit. Kasus HIV di Indonesia meningkat setiap tahunnya, dengan jumlah tertinggi di DKI Jakarta, Papua dan Jawa Timur yang sebagian besar ditemukan pada usia produktif (usia 25-44 tahun). Penularan melalui hubungan seksual merupakan cara penularan tertinggi (77,75%), diikuti penggunaan jarum suntik (9,16%) dan terakhir penularan dari ibuke anak (3,76%). TB (Tuberculosis) Adalah penyakit menular akibat Mycobacterium tuberculosa dapat menyerang seluruh organ tubuh manusia, namun paling sering menyerang paru-paru. Penularannya melalui droplet (cairan ludah) saat penderita bersin/batuk maka menyemburkan ribuan bakteri TB, dan akhirny terhirup oleh orang yang berada disekitarnya. Gejalanya berupa 3B (Bukan Batuk Biasa) yaitu batuk berdahak/kering lebih dari 2 minggu. Penderita TB berdasarkan usianya paling banyak menyerang usia produktif yaitu rentang usia 25-44 tahun. Dalam usia produktif ini, pada umumnya mereka menjadi tulang punggung keluarga untuk memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder. Apabila dalam usia produktif ini, mereka telah positif menderita TB akan menyebabkan dampak drastis terhadap perekonomian keluarga. Menurut data dari WHO, pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang terjangkit TB dan 1,3 juta orang meninggal karena TB termasuk 320 ribu kematiannya karena HIV positif. TB maupun HIV adalah penyakit yang apabila berdiri sendiri sudah menjadi ancaman bagi kesehatan seseorang, terlebih lagi apabila kedua penyakit ini bersekutu. Seseorang dapat hidup dengan HIV di dalam tubuhnya selama bertahun-tahun tanpa merasa sakit karena virus HIV sedang mengalami masa inkubasi. Hal ini disebabkan sistem pertahanan tubuh masih dapat melawan virus ini, namun seiring dengan berjalannya waktu maka virus ini mampu memperbanyak diri mengalahkan sistem pertahanan tubuh sehingga dapat menyebabkan gejala sakit pada penderita. Pada penderita HIV yang kemudian terserang TB maka masa inkubasi akan diperpendek dengan hadirnya bakteri TB di dalam tubuh penderita, sehingga sistem pertahanan akan menurun dengan drastis. Begitu pula sebaliknya seseorang yang terinfeksi bakteri TB tidak langsung terkena penyakit TB karena bakteri TB dalam tubuh mengalami dormansi atau tidak aktif (TB laten) ditambah dengan kondisi kesehatan yang terjaga dan daya tahan tubuh yang kuat mampu menekan bakteri ini sehingga tidak akan menderita TB. Namun jika seorang yang mengandung TB laten terkena HIV maka bakteri TB akan aktif dan menyerang penderita TB. Berdasarkan data diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa kolaborasi antara TB dan HIV merupakan duet maut, yang dapat segera mendatangkan kematian bagi penderitanya dan yang lebih memprihatinkan adalah penderita TB dan HIV lebih banyak pada usia produktif. Sebagaimana kita tahu bahwa usia produktif memegang peranan besar dalam perkembangan suatu bangsa. Dapat kita bayangkan apabila angka kematian karena TB HIV semakin meningkat maka angka kemiskinan akan meningkat, karena usia produktiflah yang menjadi tonggak dalam sebuah keluarga. Untuk itu sebagai calon pemimpin negara sebaiknya kita harus tahu bagaimana pencegahannya. Berikut ini tips pencegahan agar tidak terinfeksi TB:

  1. Selalu berusaha mengurangi kontak dengan penderita TB paru aktif,
  2. Selalu menjaga standrat hidup yang baik , caranya bisa dengan mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi yang tinggi, menjaga lingkungan selalu sehat baik di kantor maupun di rumah, dan menjaga kebugaran tubuh dengan berolah raga,
  3. Pemberian vaksin BCG.

Berikut tips pencegahan penularan TB oleh penderita TB;
  1. Selama beberapa minggu menjalani pengobatan sebaiknya tidak berperpergian ke mana pun dan tidak tidur sekamar dengan orang lain meskipun dengan keluarga sendiri sebagai usaha pencegahan agar tidak menularkan TB.
  2. Sifat dari TB adalah mudah menyebar dalam ruangan tertutup dimana udara tidak dapat bersirkulasi dengan baik, oleh karena itu bukalah jendela dan nyalakan kipas angin.
  3. Selalu menggunakan masker untuk menutup mulut, dan jangan membuang masker yang sudah dipakai secara sembarangan.
  4. Jangan meludah disembarang tempat.
  5. Mengusahakan agar pancaran sinar mataharidan udara segar dapat masuk ke kamar.
  6. Tidak melakukan kebiasaan menggunakan handuk, sikat gigi, piring, dan barang-barang lain secara bergantian.
  7. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kadar karbohidrat dan protein tinggi.
Berikut tips agar anda tidak terkenan HIV;
  1. Jangan melakukan hubungan sesual di luar nikah.
  2. Menghindari hubungan seksual dengan tuna susila.
  3. Menghindari hubungan seksual dengan orang yang memiliki pasangan seksual banyak.
  4. Menghindari hubungan seksual dengan mereka yang memiliki resiko tinggi menularkan AIDS.
  5. Jangan melakukan hubungan sesual anogenital.
  6. Gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual.
  7. Melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang tetap.
  8. Hindari transfuse darah yang tidak jelas sumber asalnya.
  9. Gunakan alat-alat medis dan non medis yang terjamin steril.
  10. Hindari penggunaan NAPZA dan pola hidup alkoholik